PERGURUAN TINGGI ERA 4.0 DAN PANDEMI COVID-19

Dra. Ni Nyoman Suastini, M.Ag. 

Pande Gede Artha Pratama, M.Pd.

(Disampaikan dalam PKKMB 2022)

 Pendidikan menjadi indikator pembangunan sumber daya manusia dalam sebuah bangsa. Oleh karena itu, kualitas manusia sebagai warga negara suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas pendidikan. Dengan demikian, maka pendidikan menjadi salah satu bidang terpenting sekaligus strategis dalam pembangunan nasional yang dapat menunjang kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakat.

Pendidikan merupakan usaha manusia menumbuhkan serta mengembangkan seluruh potensi pembawaan jasmani maupun rohani sesuai nilai yang terdapat dalam masyarakat dan nilai kebudayaan. Dengan demikian, perlu dipahami bahwa pendidikan menjadi proses yang tidak akan pernah berhenti dalam artian selalu dinamis mengikuti tata nilai ideal masyarakat dan pertumbuhan kebudayaan dari zaman ke zaman. Oleh karena itu pendidikan selalu berkembang memasuki setiap fase perubahan mengadaptasi apa yang pendidikan hasilkan, misalnya saat ini pendidikan memasuki fase revolusi industri 4.0.

Triyanto (2014: 24-26) menjelaskan unsur-unsur pendidikan meliputi beberapa unsur sebagai beriku.

  1. Unsur tujuan pendidikan. Tujuan ini secara sistemik termuat dalam Undang-Undang Sisdiknas yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
  2. Unsur kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang mencakup tujuan, isi dan bahan pelajaran. Dalam kurikulum juga dirumuskan cara yang digunakan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan terdapat di dalamnya makna interaksi antara pendidik dan peserta didik.
  3. Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berupaya mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
  4. Unsur pendidik, merupakan tenaga kependidikan yang kualifikasi sebagai, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitatir, dan sebutan lain yang sesuai dengan spesifikasi partisipasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
  5. Unsur interaksi edukatif merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
  6. Unsur isi pendidikan yaitu materi-materi pembelajaran yang dapat digunakan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri. Lebih lanjut dijelaskan materi-materi akan membekali peserta didik dengan kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, memiliki kepribadian dan akhlak mulia, keserdasan dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
  7. Unsur lingkungan pendidikan yakni dijabarkan sebagai lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan pendidikan menjadi tempat manusia berinteraksi timbal balik dalam pengembangan potensi diri.

Perguruan Tinggi Era 4.0

Perguruan tinggi era 4.0 dikaitkan pada agenda besar perubahan arus revolusi industri 4.0. Perkembangan ini merupakan fase keempat revolusi industri yang dimulai pada abad ke-18. Pada tahapannya yang paling mutakhir, revolusi industri pada babak keempat ini mengemuka dengan krakteristik digitalisasi seluruh sektor kehidupan yang dimulai dari dunia industri kemudian merembes ke sektor lainnya, termasuk pendidikan.

Perkembangan yang sedang berlangsung melahirkan berbagai istilah sekaligus menawarkan pengetahuan baru berbasis teknologi digital yang kini mewarnai nalar dan imajinasi dunia pendidikan seperti; Internet of Things (IoT), Big Data, Argumented Reality, Cyber Security, Artifical Intelegence, Addictive Manufacturing, Simulation, System Integeration, dan Cloud Computing.

  1. Konsep teknologi berbasis Internet of Thing (IoT) secara konseptual merupakan objek dengan kemampuan mentransfer data melalui jaringan. Proses transfer ini tidak lagi memerlukan interaksi manusia. Lebih lanjut dicontohkan jenis objek semacam ini dapat dilihat pada produk jarvis yang bisa mematikan lampu di pagi hari.
  2. Big Data. Istilah ini menggambarkan volume data dalam jumlah yang sangat besar. Volume informasi ini bisa disusun, diolah, dianalisa dan disimpan secara aman oleh pengguna. Dalam dunia perguruan tinggi, big data dapat digunakan untuk menkombinasikan seluru data dalam operasional pengelolaan perguruan tinggi, termasuk data-data penelitian maupun data mahasiswa dan alumni yang telah terserap ke sektor lapangan kerja sehingga mempermudah pelayanan informasi perguruan tinggi kepada masyarakat.
  3. Argumented Reality (AR) menjadi basis teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata.
  4. Cyber security merupakan sistem yang menjadi upaya melindungi informasi dari adanya cyberattack. Cyberattack dalam operasi informasi adalah semua jenis tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengganggu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersedian (availability) informasi. Misalnya penggunaan fitur tertentu untuk melindungi data pelanggan dari serangan hacker.
  5. Artifical Intelegence ialah teknologi komputer dengan kecerdasan layaknya manusia. Jenis teknologi ini bisa diatur manusia sesuai keinginan. Fungsinya mempelajari data secara berkesinambungan. Keunggulannya terletak pada semakin banyak data diterima dan dianalisis akan semakin baik teknologi ini membuat prediksi.
  6. Additive manufacturing merupakan terobosan baru industri manufaktur yang sering dikenal menggunakan printer 3D. Dalam era digital saat ini, gambar desain digital yang telah dibuat dapat diwujudkan menjadi benda nyata dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan desain sebenarnya atau dengan skala tertentu.
  7. Model ini mewakili sistem, sedangkan simulasi mewakili proses operasi dari waktu ke waktu yang dapat digunakan dalam banyak konteks seperti penggunaan simulasi teknologi optimalisasi kinerja, simulasi teknik keselamatan, simulasi pengujian, pelatihan dan pendidikan dan video game.
  8. Cloud Computing. Jenis ini disebut juga dengan istilah komputasi awan atau teknologi yang menjadikan internet menjadi pusat pengelolaan data dan aplikasi. Pengguna komputer diberikan hak untuk mengakses berbagai server virtual sehingga terkonfigurasi server melalui internet. Misalnya penyediaan server virtual yang bida digunakan penggunan membuat wesite online di user internet.

Pendidikan Perguruan Tinggi era 4.0 merupakan konsep transformasi sistem pendidikan tinggi menuju sistem digitalisasi yang ditunjang oleh sistem teknologi virtual yang canggih. Dengan demikian, Perguruan Tinggi yang adaptif terhadap perubahan ini melakukan resistematisasi kurikulumnya untuk lebih kompetibel dengan arus revolusi industri 4.0. Dari segi kebijakan Perguruan Tinggi juga dilakukan pengembangan disiplin ilmu dan program studi menuju Cyber University dengan sistem perkuliahan distance learning. Dosen merupakan sumber daya manusia penentu tranformasi Perguruan Tinggi 4.0, sehingga mereka dituntut responsif perubahan untuk profesional dan melakukan terobosan riset dan pengembangan. Sehingga, Perguruan Tinggi dapat menjadi basis pelbagai terobosan inovatif lain berbasis teknologi.

Perguruan Tinggi dalam Pandemi Covid-19

Pembelajaran daring yang menjadi satu-satunya saluran alternatif selama pandemi Covid-19 ini. Perkuliahan daring dengan distance learning haruslah dimodifikasi dengan berbagai sarana penunjang termasuk kurikulum dan metode perkuliahan yang sesuai dengan ruang dan waktu pembelaran daring. Sistem daring yang saat ini digunakan harus dicanggihkan agar lebih efisien digunakan sebagai alternatif di masa depan. Sistem perkuliahan distance learning atau kuliah daring dilakukan untuk mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa secara tatap muka langsung, melainkan dengan tatap muka secara virtual berbasis domisili, yang berarti mahasiswa tidak harus datang ke kampus.

Dosen didorong melaksanakan perkuliahan sesuai target kurikulum yang berlaku menggunakan berbagai aplikasi seperti Zoom, Classroom, Group Watshap dan aplikasi lainnya terkedala waktu tatap muka yang terbatas serta memperhitungkan resiko biaya bagi mahasiswa di setiap daerah. Namun, dibalik itu, salah satu masalah yang tampaknya bersifat umum terletak pada jaringan telekomunikasi yang belum memadai sebagai pendukung pembelajaran daring yang dilakukan yang menyebabkan banyak dosen beralih ke metode penugasan sebagai pengganti kehadiran mahasiswa dalam pembelajaran daring.

Selain itu, kondisi saat ini dengan minimnya referensi cetak juga menunjukkan mahasiswa belum memiliki budaya literasi digital yang baik. Semua jenis referensi dapat diakses dan dikelola secara baik dari internet. Literasi digital untuk mengakses berbagai referensi merupakan alternatif penunjang pembelajaran daring. Hal ini sangat berguna untuk memberikan penguatan informasi berkaitan dengan pokok bahasan perkuliahan daring yang dilakukan dalam situasi terbatas. Mahasiswa bisa membaca dan memiliki banyak waktu mengeksplorasi referensi di tengah pandemi melalui bantuan internet dan akses gadget yang dimiliki.

Konstruksi Kebijakan Perguruan Tinggi

Ruang akademik virtual menjadi alternatif bagi agenda-agenda akademik selama pandemi. Kegiatan pembelajaran daring yang dilakukan secara blended learning atau gabungan tatap muka dengan e-learning menggunakan video confrences dan forum and chats. Model pembelajaran dengan blended learning ini digunakan semua Perguruan Tinggi untuk menjamin proses pembelajaran dapat tetap berlangsung.

Agenda lainnya dapat diamati sebagai dinamika akademik virtual yaitu munculnya kegiatan perbincangan pendidikan di tengah pendemik melalui Webinar atau seminar online. Teknik seminar ini dilakukan dengan melibatkan pembicara membagikan materi seminar melalui situs web dan tatap muka virtual menggunakan aplikasi berbasis internet yang tergolong media baru seperti zoom dan classroom. Pesertanya diikuti akademisi dan mahasiswa maupun untuk umum. Ruang akademik virtual lainnya juga tumbuh melalui prakarsa elemen mahasiswa melalui siarang langsung dialog menggunakan aplikasi instagram. Selain itu, kampus memiliki kesempatan dan memberikan ruang kepada lembaga-lembaga kemahasiswaan berperan aktif memonitoring mahasiswa secara virtual serta memberikan edukasi kepada masyarakat secara digital terkait pandmei Covid-19 ini.

Meskipun situasi serba terkendala jaringan telekomunikasi di setiap daerah di Indonesia, semangat literasi digital tampaknya meningkat selama pandemi. Literasi digital ini dalam berbagai bentuk berupa penelusuran informasi edukatif berkaitan dengan Covid-19 maupun pemanfaatan teknologi selama pembelajaran daring dilakukan. Dosen dan mahasiswa dituntut kritis terhadap berbagai pemberitaan di media massa dan media sosial terkait pencegahan Covid-19 sehingga tidak terjebak dalam hoax pemberitaan.

Literasi digital memberikan manfaat besar salah satunya mengisi ruang kosong rutinitas civitas akademik selama pandemi. Dalam buku Materi Pendukung Literasi Digital (Kemendikbud, 2017: 5) dijelaskan bahwa literasi digital menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan kritis kreatif. Dengan demikian, masyarakat tidak akan termakan isu provokatif, korban hoax, atau korban penipuan digital sehingga kehidupan sosial dan budaya masyarakat dapat aman dan kondusif. Dinamika literasi digital selama pandemi menunjukkan pelibatan peran civitas akademik yang dapat menjadi indikator pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, pengembanagn sistem Learning Management System (LMS) mulai smeakin dikembangkan dikampus-kampus untuk memberikan ruang virtual untuk mendukung proses pembelajaran.

Simpulan

Pendidikan Perguruan Tinggi era 4.0 dalam pandemi Covid-19 menunjukan dinamika yang kompleks. Dalam konteks revolusi industri 4.0, pendidikan Perguruan Tinggi diharapkan menjadi instrumen utama pemajuan potensi bangsa berbasis digital mendorong sumber daya manusia Indonesia untuk mememnuhi kualifikasi komptensi teknologis di semua bidang akademik. Sejalan dengan itu, tantangan baru muncul disaat mewabahnya Covid-19 menjadi cobaan sekaligus instrumen ujicoba gagasan-gagasan besar sistem teknologi yang dicanangkan istitusi pendidikan Perguruan Tinggi seperti model pembelajaran daring dengan distance learning

Pendidikan Perguruan Tinggi era 4.0 merupakan konsep transformasi sistem pendidikan tinggi menuju sistem digitalisasi yang ditunjang oleh sistem teknologi virtual yang canggih. Perguruan Tinggi yang adaptif terhadap perubahan revolusi industri 4.0 melakukan resistematisasi kurikulum akademik, mendesain kebijakan pengembangan disiplin ilmu dan program studi dengan dukungan sumber daya dosen yang profesional, responsif dan mampu melakukan terobosan riset dan teknologi untuk tetap memberikan pembelajaran maksimal kepada mahasiswanya. Selain itu, pendidikan tinggi di tengah pademi menunjukkan beberapa dinamika positif seperti ruang akademik virtual bagi dosen dan mahasiswa beraktualisasi melalui webinar (seminar online) dan diskusi via media sosial serta mobilitas peningkatan literasi digital secara masif di tengah pandemi Covid-19.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *